JAKARTA - Tepat pukul 00.12 Wib, anggota polisi di Kalimantan Barat melakukan pembunuhan terhadap kedua anaknya dengan cara memutilasi.
Kapolri Jendral Badrodin Haiti membenarkan adanya oknum anggota polisi bernama Brigadir Petrus Bakus yang memutilasi kedua anaknya dengan alasan untuk dijadikan persembahan dan sudah ditangani oleh Kapolda Kalimantan Barat.
“Iya, benar ada informasi seperti itu. Sudah dilaporkan juga oleh kapolda. Katanya membunuh untuk persembahan,” ujar Badrodin Haiti, di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (26/2/2016).
Selain memutilasi kedua anaknya, diduga Petrus juga akan membunuh istrinya. Namun tidak terjadi karena istrinya dapat melarikan diri dan melaporkan perbuatan Petrus ke masyarakat di sekitar rumahnya.
“Saat akan dihabisi, istrinya menyampaikan kalau sebelum membunuh dirinya tolong diambilkan air putih. Saat diambilkan air putih, dia lari keluar sehingga dibantu masyarakat,” terang Badrodin.
Dia melanjutkan, Petrus sejak umur empat tahun sudah mengalami gangguan seperti kemasukan atau kesurupan makhluk halus, sehingga sering bertingkah aneh dan mengigau seperti dikejar-kejar makhluk halus.
“Dia (Petrus) sering mengalami kemasukan dan itu tidak terdeteksi saat masuk Polisi,” pungkasnya.
Kapolri Jendral Badrodin Haiti membenarkan adanya oknum anggota polisi bernama Brigadir Petrus Bakus yang memutilasi kedua anaknya dengan alasan untuk dijadikan persembahan dan sudah ditangani oleh Kapolda Kalimantan Barat.
“Iya, benar ada informasi seperti itu. Sudah dilaporkan juga oleh kapolda. Katanya membunuh untuk persembahan,” ujar Badrodin Haiti, di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (26/2/2016).
Selain memutilasi kedua anaknya, diduga Petrus juga akan membunuh istrinya. Namun tidak terjadi karena istrinya dapat melarikan diri dan melaporkan perbuatan Petrus ke masyarakat di sekitar rumahnya.
“Saat akan dihabisi, istrinya menyampaikan kalau sebelum membunuh dirinya tolong diambilkan air putih. Saat diambilkan air putih, dia lari keluar sehingga dibantu masyarakat,” terang Badrodin.
Dia melanjutkan, Petrus sejak umur empat tahun sudah mengalami gangguan seperti kemasukan atau kesurupan makhluk halus, sehingga sering bertingkah aneh dan mengigau seperti dikejar-kejar makhluk halus.
“Dia (Petrus) sering mengalami kemasukan dan itu tidak terdeteksi saat masuk Polisi,” pungkasnya.